
Masyarakat antre untuk mendapatkan gas elpiji. Foto/kurasidata.com
Persoalan gas LPG bersubsidi 3 Kg masih menjadi kemelut di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau.
Isu-isu kelangkaan terus mengemuka hingga menimbulkan beragam reaksi dari masyarakat.
Faktanya, kuota 200 ribu tabung yang diberikan Pertamina di Karimun relatif cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Kebutuhan per bulan LPG melon di Karimun itu berjumlah 187.800 tabung,” ungkap Kabid ESDM Disperindag Karimun, Vandoranes Purba, Sabtu (14/6).
Hanya saja berbagai kendala masih di temukan di lapangan. Misalnya saja mengenai keterbatasan mobilitas truk-truk pengangkut.
Per Sabtu 15 Juni 2024, dilaporkan setidaknya ada 22.960 tabung LPG yang terus didistribusikan ke masyarakat. Itu dihitung dari 37 loading order (LO) yang baru saja tiba di Karimun.
Diasumsikan per satu LO terdiri dari 560 tabung gas LPG 3 Kg.
“Dari 37 LO yang baru masuk ditambah 4 LO sisa sebelumnya. Maka total ada 22.960 tabung sehingga akan sangat cukup untuk kebutuhan masyarakat,” katanya.
Di sisi lain, berdirinya SPBE di bawah pengelolaan PT Palugada Karimun Sejahtera sebagai langkah mengatasi persoalan gas di Karimun, justru menjadikannya semakin kompleks.
Belum lagi, kendala mengenai pasokan listrik untuk mendorong operasional hingga saat ini masih belum bergulir.
Padahal SPBE yang terletak di Sememal, Kecamatan Meral Barat, Karimun diresmikan pada 6 Juni 2024 lalu, oleh Bupati Karimun, Aunur Rafiq.
Tarik ulur masih terjadi. Sebab, secara geografis keberadaan SPBE berada dalam zona perusahaan penyuplai listrik untuk wilayah industri di Karimun, PT Soma Daya Utama.
Upaya telah dilakukan dengan menyurati Dirjen Ketenagalistrikan. Namun, belum menemui titik terang.
“Pak Bupati sudah dua kali bersurat ke Kemen ESDM lewat Direktorat Jenderal Ketenaga Listrikan. Tapi belum ada tindak lanjut,” bebernya.
Untuk itu, kata dia, Pemda Karimun melalui Dinas Perdagangan, Koperasi UMKM dan ESDM akan mengambil langkah hingga ke Pemerintah pusat untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
“Rencananya kami hari Rabu atau Kamis akan ke Kementerian SDM melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan untuk menyampaikan ke mereka, bahwa PT Soma belum dapat menyalurkan tenaga listriknya di stasiun SPBE,” terangnya.