Pulau Penyengat merupakan satu dari sekian pulau yang memiliki sejarah terhadap Kebudayaan melayu di Kepulauan Riau. Pulau ini terletak di ibu kota provinsi Kepulauan Riau, yakni Kota Tanjungpinang.
Pulau ini memiliki sejarah yang sangat besar, terutama bagi kebudayaan melayu, pada awal abad ke-18 ketika Raja Ali Haji, seorang cendekiawan dan penulis terkenal Melayu memindahkan ibukota dari Pulau Bintan ke Pulau Penyengat hal ini memicu perkembangan Pulau sebagai pusat budaya Melayu yang secara langsung menjadi integral perkembangan budaya Melayu.
Perkembangan awalnya juga dipengaruhi oleh pengaruh agama Islam yang juga ditandai dengan adanya Masjid Raya Sultan Riau sebagai simbol dan ciri khas dari Pulau Penyengat.
Masjid Raya Sultan Riau memiliki fakta unik yaitu di Tahun 1761, di mana pada saat itu penduduk sekitar Masjid cenderung memiliki taraf perekonomian yang rendah, oleh karena itu penduduk bekerjasama membangun Masjid dengan menggunakan bahan dasar putih telur yang kemudian digabungkan dengan tanah liat, pasir dan kapur.
Tidak hanya itu, salah satu kebudayaan Melayu lainnya ialah Gurindam Dua Belas yang merupakan Gubahan dari Raja Ali Haji yang merupakan cikal bakal budaya Melayu di Kepulauan Riau yang hingga saat ini masih dipertahankan eksistensinya.
Bahkan telah dijadikan sebagai materi pembelajaran kepada siswa dan siswi di sekolah-sekolah.
Hal yang tak kala menarik lainnya dari Pulau Penyengat ialah segi kulinernya yang sangat beraneka ragam, dimulai dari Lakse hingga nasi dagang yang memiliki keunikan dari segi rasanya yang bersifat autentik.
Banyak sekali hal-hal yang menjadi cikal bakal dari sejarah kebudayaan Melayu di daerah Pulau Penyengat, sesuai dengan tema Pekan Kebudayaan Nasional 2023 tahun lalu yaitu Kabar Baik dari Pekan Kebudayaan Nasional 2023.
Selain itu, Pemerintah juga tengah fokus mengembangkan Pulau Penyengat sebagai objek wisata sejarah yang kental dengan kebudayaan melayu dengan memelihara nilai-nilai leluhur.
Pulau Penyengat hadir sebagai warisan kebudayaan Melayu yang patut dihitung keberadaannya dan selalu dijaga kelestarian dan eksistensinya oleh masyarakat.
Sebagai bagian dari generasi penerus, masyarakat saat ini harus senantiasa menjaga kelestarian kebudayaan yang dapat dimulai dari daerah tempat tinggal masing-masing.
Pulau Penyengat memiliki banyak Sejarah dan Kebudayaan Melayu yang sangat berpengaruh, pengaruh kebudayaannya masih sampai terasa hingga kini yang tertuang dalam bentuk arsitektur sejarah Masjid Raya Sultan Riau, dan juga karya seni Melayu berupa Gurindam Dua Belas yang merupakan Gubahan dari Raja Ali Haji hingga Kuliner dari mulai laksa hingga nasi dagang.
Kemudian, juga tidak dapat dilupakan bagaimana cara masyarakat untuk tetap senantiasa menjaga kelestariannya, Sesuai dengan konteks Pekan Kebudayaan Nasional 2023, Pulau Penyengat juga dapat dijadikan sebagai representasi Kebudayaan Melayu di Indonesia yang bersifat penting dan harus dijaga kelestarian dan eksistensinya, agar kita tentunya tetap menghargai Sejarah Kebudayaan dan Warisan Budaya yang tak ternilai harganya bagi Indonesia.