Pemerintah Malaysia menolak tawaran untuk menjadi tuan rumah gelaran Pesta Olahraga Persemakmuran atau Commonwealth Games 2026.
Perhelatan olahraga ini mencakup negara-negara bekas jajahan Inggris, antara lain Australia, Selandia Baru, Kanada, Inggris, dan Afrika Selatan.
Kementerian Olahraga Malaysia, menyatakan jika penolakan itu didasari pada ketidakpastian terhadap dampak ekonomi dan minimnya dukungan dana penyelanggaraan even tersebut.
Federasi Pesta Olahraga Persemakmuran atau CGF akan memberikan dana pendukung sebesar 100 juta pound atau hampir Rp2 triliun kepada Malaysia.
Sebelumnya negara bagian Victoria juga Australia menarik diri sebagai tuan rumah karena alasan dukungan dana yang dianggap tidak mencukupi.
“Tawaran itu tidak akan mampu menutupi keseluruhan biaya penyelenggaraan acara olahraga berskala besar,” ungkap Kementerian Olahraga Malaysia dalam sebuah pernyataan seperti disadur dari VOA Indonesia.
Penolakan sejumlah negara untuk menjadi tuan rumah even itu memunculkan beragam reaksi di Malaysia.
Pilihan Victoria mundur sebagai tuan rumah membuat nasib acara multi-olahraga empat tahunan tidak jelas, bahkan memicu pertanyaan mengenai keuntungan dan relevansi dari pagelaran tersebut.
Birmingham, sebuah kota di Inggris yang dijadwalkan menjadi tuan rumah Commonwealth Games 2026, mengambil langkah-langkah untuk menyelamatkan perhelatan itu pada 2022 dengan menjadi tuan rumah menggantikan Afrika Selatan, yang gagal menunjukkan progres dalam persiapannya.
Langkah Birmingham untuk menjadi tuan rumah pada 2022 menyebabkan CGF kesulitan mencari tuan rumah lain untuk 2026 dan Victoria menjadi satu-satunya kandidat yang layak setelah beberapa kota lain menarik diri dari proses penawaran karena masalah biaya.